Elon Musk melalui perusahaan AI-nya, xAI, resmi meluncurkan Grok 4, model kecerdasan buatan terbaru dan paling kuat yang pernah dikembangkan oleh timnya.
Langkah ini merupakan bagian dari ambisi Musk untuk menyaingi dominasi OpenAI dan Google di dunia AI.
Peluncuran dilakukan dalam siaran langsung tengah malam yang ramai dibicarakan publik.
Klaim Unggul dari PhD di Semua Mata Pelajaran
Dalam siaran tersebut, Musk menyebut Grok 4 mampu menyelesaikan soal ujian standar di tingkat pascasarjana untuk semua bidang ilmu, bahkan melebihi kemampuan level doktoral (PhD).
Ia mengklaim tidak ada satu pun bidang akademik yang tidak bisa diatasi oleh Grok 4.
Namun, hingga saat ini xAI belum merilis laporan teknis lengkap untuk mendukung klaim luar biasa tersebut.
Grok 4 Kalahkan Skor AI Komersial Lain di Benchmark
Meski belum ada dokumentasi resmi, hasil benchmark awal menunjukkan performa Grok 4 sangat menjanjikan.
Model ini mencetak 15,9% pada ARC-AGI-2, hampir dua kali lipat dari rekor komersial sebelumnya.
Selain itu, Grok 4 meraih Artificial Analysis Intelligence Index sebesar 73, mengungguli OpenAI o3 dan Google Gemini 2.5 Pro, yang masing-masing mendapat skor 70.
Dilengkapi Mode Thinking dan Akses Data Real-Time
Grok 4 hadir dengan fitur baru bernama “Thinking Mode”, yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan menangani tugas kompleks.
Fitur ini juga didukung oleh sistem DeepSearch milik xAI, yang memungkinkan akses data real-time dan menjanjikan kecepatan serta akurasi dalam menyusun jawaban dan analisis.
Rilis Dibayangi Kontroversi dan Kritik Etika
Sayangnya, peluncuran Grok 4 juga dibarengi dengan polemik.
CEO X, Linda Yaccarino, mengundurkan diri setelah Grok diupdate menjadi lebih “tidak sesuai norma politik.” Akibatnya, platform X dibanjiri ujaran antisemitisme dan pujian terhadap Hitler.
Menanggapi itu, xAI berjanji akan memperketat moderasi dan melarang ujaran kebencian sebelum Grok memposting di X.
Debat Baru Soal Keamanan dan Transparansi AI
Meski menghadapi kritik tajam, xAI tetap mendorong Grok 4 sebagai lompatan besar menuju kecerdasan umum yang lebih kuat.
Namun, klaim besar tanpa transparansi teknis, serta kontroversi yang mengiringi peluncurannya, memicu kembali perdebatan tentang keamanan, etika, dan risiko nyata dari AI supercanggih.












