Pemerintah Indonesia telah mengumumkan penghentian sementara pembangunan hotel baru di beberapa wilayah Bali.
Dikutip dari newsbytesapp, Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang overdevelopment dan dampaknya terhadap infrastruktur lokal, lingkungan, dan budaya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, Bali telah mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan setelah pelonggaran pembatasan pandemi.
Tercatat 2,9 juta wisatawan asing tiba di Bali melalui bandara Bali pada paruh pertama tahun ini saja.
Lonjakan ini telah menyebabkan masalah seperti peningkatan lalu lintas, pembangunan yang berlebihan, dan perilaku tidak hormat oleh wisatawan.
Mengutip dari usatoday, Moratorium ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mereformasi pariwisata di Bali, salah satu daya tarik utama Indonesia, guna meningkatkan kualitas dan menciptakan lapangan kerja sambil melestarikan budaya asli pulau tersebut.
Hermin Esti, seorang pejabat senior di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengonfirmasi langkah ini kepada Reuters.
Namun, durasi moratorium ini masih belum pasti.
Selain itu, popularitas Bali di kalangan digital nomad yang sering tinggal dalam jangka waktu lama juga menambah beban.
Video-video turis asing yang berperilaku tidak pantas, seperti berpose telanjang di situs suci dan mengganggu pertunjukan tari di pura, telah memicu kemarahan di kalangan penduduk lokal.
Sekitar 200.000 orang asing dilaporkan tinggal di Bali, menimbulkan kekhawatiran tentang kejahatan dan persaingan kerja.
Untuk melindungi budaya Bali, pemerintah setempat telah memperkenalkan pajak pariwisata sebesar 150.000 rupiah ($9) bagi wisatawan asing yang masuk ke pulau tersebut pada bulan Februari.
Otoritas setempat juga mempertimbangkan pembangunan jalur kereta api antara bandara dan destinasi wisata populer untuk mengurangi kemacetan jalan.
Menteri Pariwisata Sandiaga Uno sebelumnya telah memperingatkan bahwa Bali Selatan hampir mencapai kapasitas maksimal untuk wisatawan, dengan menyatakan bahwa “peningkatan 10% dapat mendorong kita ke wilayah tersebut”.