Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 629 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah di Indonesia sepanjang tahun 2024.
Jambi menjadi salah satu provinsi yang terdampak signifikan akibat musim kering ekstrem yang terjadi pada periode Juli hingga Oktober 2024.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa kebakaran hutan dan lahan mengalami lonjakan tajam selama musim kering.
“Peningkatannya mencapai ratusan kejadian per bulan pada periode tersebut,” ujar Abdul pada Jumat (10/1/2025).
Sebaran karhutla di Indonesia mencakup provinsi-provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, hingga Kalimantan.
Di Jambi, karhutla menyasar kawasan hutan, lahan mineral, dan gambut dengan luasan mencapai ratusan hektare.
Data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera menunjukkan bahwa meskipun Jambi bukan yang terparah, dampaknya tetap signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Secara keseluruhan, penanganan karhutla berjalan cukup baik, terutama berkat kolaborasi lintas lembaga dan dukungan teknologi seperti helikopter water bombing,” tambah Abdul.
BNPB mengerahkan helikopter, pesawat pemantauan udara, serta bantuan operasional ke berbagai daerah terdampak, termasuk Jambi.
Musim penghujan di akhir tahun membantu meredakan karhutla, tetapi Abdul mengingatkan pentingnya pencegahan dini dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi ancaman di tahun mendatang.