Wamen Giring Dorong Candi Muara jambi Jadi Ikon Edukasi dan Pariwisata

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo. ANTARA/ HO Kementerian Kebudayaan.

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo menegaskan pentingnya revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, dalam rangka pelestarian sejarah, edukasi budaya, dan pengembangan pariwisata berbasis budaya.

Saat membuka diskusi budaya bertema “Kebudayaan Dalam Demokrasi Kita” di Jakarta, Jumat, Giring menyebut kawasan ini sebagai pusat peradaban masa Kerajaan Melayu Kuno yang memiliki nilai historis dan edukasi tinggi.

“Kawasan ini luasnya mencapai 3,9 hektare, terletak di tepi Sungai Batanghari yang menjadi jalur utama distribusi dan perjalanan sejak masa nenek moyang kita,” ujar Giring.

Dia menjelaskan bahwa pada abad ke-7, kawasan ini telah menjadi pusat pendidikan Buddha Mahayana dan pusat kebudayaan Kerajaan Melayu Kuno. Revitalisasi ini tidak hanya melestarikan situs bersejarah, tetapi juga mencakup pembangunan museum, pusat informasi, serta ekosistem pariwisata berbasis budaya yang melibatkan delapan desa di sekitar kawasan.

Desa-desa tersebut meliputi Muara Jambi, Danau Lamo, Dusun Baru, Kemingking Luar, Kemingking Dalam, Dusun Mudo, Teluk Jambu, dan Tebat Patah. Pemerintah berkomitmen untuk membina masyarakat desa agar turut mendukung pelestarian budaya sekaligus mengembangkan pariwisata lokal.

“Revitalisasi ini akan menjadikan Muarajambi sebagai ikon edukasi dan wisata sejarah yang menyatukan pelestarian budaya dan lingkungan,” kata Giring.

Proyek revitalisasi ini dijadwalkan selesai pada Februari 2025 dan diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata unggulan yang mengangkat kebudayaan Indonesia di mata dunia.