Resmi Jadi Bupati Muaro Jambi, BBS: Lawan Anomali, Ukir Sejarah

Kabupaten Muaro Jambi mencatatkan tonggak sejarah pada Kamis, 20 Februari 2025.

Untuk pertama kalinya sejak pemekaran wilayah dari Batanghari (1999), masyarakat Bumi Sailun Salimbai ini membuktikan diri melampaui primordialisme.

Pelantikan Bambang Bayu Suseno (BBS) sebagai Bupati Muaro Jambi periode 2025-2030 menandai kemajuan pemikiran masyarakat, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Bambang Bayu Suseno, atau BBS, dikenal dengan gaya politik yang mengedepankan narasi dan gagasan.

Ia meyakini masyarakat modern semakin cerdas dan tertarik pada visi misi yang jelas.

Dengan tajuk “Muaro Jambi Berbakti,” BBS menawarkan visi yang terangkum dalam 5 misi dan 12 program unggulan.

Program-program ini berfokus pada satu tujuan: memajukan Kabupaten Muaro Jambi.

Kemenangan BBS dalam Pilkada 2024 terbilang signifikan.

KPU menetapkan BBS meraih 73.367 suara, unggul 12.686 suara dari pesaing terdekatnya, Zuwanda.

Selisih suara yang besar ini mengukuhkan posisi BBS, bahkan setelah menghadapi gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Perjalanan BBS menuju kursi Bupati tidaklah mudah.

Isu bahwa ia bukan putra daerah dan kurangnya dukungan awal dari partai sendiri sempat mewarnai Pilkada.

PAN, partai yang membesarkan BBS selama lebih dari dua dekade, justru memilih mengusung calon lain.

Meski demikian, BBS, kader PAN sejati yang memulai karir politiknya sejak 2004, tidak menyerah.

Setelah kegagalan pertamanya mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi, BBS terus menanjak.

Ia berhasil duduk sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi Dapil Muaro Jambi-Batanghari selama dua periode (2009-2014 dan 2014-2019).

Pada Pilkada 2017, PAN menugaskan BBS mendampingi Masnah Busro (Golkar) sebagai Wakil Bupati Muaro Jambi, dan mereka berhasil memenangkan kontestasi.

Selama menjabat Wakil Bupati, BBS membangun citra positif melalui kerja nyata dan komunikasi yang santun.

Kepercayaan masyarakat padanya semakin besar.

Bahkan, aspirasi masyarakat terus mengalir, mendorongnya untuk maju sebagai Bupati.

Dukungan kuat ini datang dari masyarakat yang melihat potensi BBS untuk memimpin pembangunan Muaro Jambi ke arah yang lebih baik.

Namun, dinamika politik jelang Pilkada 2024 kembali menguji BBS.

Dualisme rekomendasi PAN muncul, dengan BBS dan Masnah sama-sama mengantongi SK rekomendasi.

Pada akhirnya, PAN memilih Masnah, keputusan yang sempat mengguncang optimisme BBS.

Alih-alih mundur, BBS memilih jalur independen dengan dukungan PSI, PKB, PKS, dan Perindo.

Ia menggandeng Junaidi H. Mahir (Jun), figur dengan basis massa yang kuat.

Keputusan PAN yang mengalihkan dukungan justru menjadi momentum bagi BBS untuk membuktikan kualitasnya.

Simpati dan dukungan dari loyalis serta simpatisan PAN tetap mengalir deras, baik secara terbuka maupun diam-diam.

BBS dan Jun tidak hanya bertarung melawan kandidat lain, tetapi juga melawan “anomali”.

Pertama, maju tanpa dukungan partai sendiri, PAN yang notabene pemenang Pemilu lokal.

Kedua, menghadapi koalisi besar petahana yang didukung PAN, Gerindra, dan Golkar.

Ketiga, isu kedaerahan yang mempertanyakan kelayakan bupati bukan putra daerah.

Keempat, gaya kampanye BBS yang tidak konvensional, tanpa tim pemenangan terstruktur.

Namun, BBS menjawab semua anomali ini dengan ide dan narasi yang kuat.

Visi “Muaro Jambi Berbakti” dan program unggulan yang berfokus pada pembangunan dari desa mampu menarik simpati masyarakat.

BBS berhasil meyakinkan masyarakat untuk tidak terjebak pada isu primordialisme dan anomali lainnya.

Ia mengukir sejarah sebagai bupati pertama Muaro Jambi bukan putra daerah.

Kini, tantangan sesungguhnya baru dimulai. BBS dihadapkan pada pembuktian janji dan menjaga kepercayaan masyarakat.

Kepercayaan, seperti yang pernah diungkapkannya, adalah kunci keberlanjutan karir politik.

Selamat kepada Bupati dan Wakil Bupati Muaro Jambi periode 2025-2030, Bambang Bayu Suseno dan Junaidi H. Mahir.

Semoga kepemimpinan mereka membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Muaro Jambi.