Tren Pamer Kekayaan di Medsos, Ahli Ingatkan Risiko Stres hingga Depresi

Fenomena flexing atau pamer kekayaan di media sosial semakin marak. Kebiasaan ini kerap dianggap wajar oleh sebagian orang, namun para ahli mengingatkan bahwa dampaknya bisa berbahaya, terutama terhadap kesehatan mental.

Flexing adalah tindakan dengan sengaja menampilkan harta benda atau pencapaian demi mendapatkan perhatian. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini berpotensi menimbulkan tekanan psikologis.

Pertama, flexing dapat membuat seseorang merasa tidak cukup baik. Melihat unggahan orang lain yang penuh dengan simbol kesuksesan sering memicu rasa rendah diri, stres, hingga kehilangan kepercayaan diri.

Kedua, kebiasaan ini bisa memperburuk kecemasan sosial. Tekanan untuk selalu tampil sempurna membuat sebagian orang rela melakukan hal yang tidak sehat demi terlihat berhasil di mata orang lain.

Ketiga, risiko depresi pun meningkat. Perbandingan diri yang berlebihan menyebabkan rasa kesepian, perasaan tidak berharga, bahkan pikiran bahwa hidup tidak berarti.

Selain itu, flexing justru menimbulkan ketidakbahagiaan. Kesenangan yang dirasakan hanya sementara, namun bisa berujung pada rasa tidak puas terhadap hidup.

Terakhir, dampak flexing juga merembet pada produktivitas. Kebiasaan terus menatap media sosial dapat mengganggu konsentrasi, menunda pekerjaan, dan menurunkan kinerja di sekolah maupun tempat kerja.